Gempa bumi dan tsunami Jawa 2006
Jawa Barat
Jawa Tengah
Daerah Istimewa Yogyakarta
9.299 luka-luka[2]
Gempa bumi Jawa 2006 ialah gempa bumi berkekuatan 7.7 pada skala magnitudo[3] yang melanda pulau Jawa pada 17 Juli 2006, pukul 15.19 WIB. Pusat gempa berada di Samudra Hindia lepas pantai Jawa Barat, berjarak sekitar 225 Km Barat Daya Kabupaten Pangandaran. Gempa bumi ini menyebabkan tsunami setinggi 8 meter yang menghancurkan rumah di seluruh pesisir selatan Jawa, menewaskan setidaknya 668 jiwa.
Guncangan gempa ini tidak menimbulkan dampak langsung karena intensitasnya yang sangat rendah, banyaknya korban jiwa akibat tsunami yang ditimbulkan. Karena guncangan hanya dirasakan dengan intensitas sedang di wilayah daratan, dan bahkan lebih sedikit lagi di wilayah pantai, gelombang tsunami tersebut terjadi tanpa peringatan apa pun, sehingga banyak korban jiwa berjatuhan akibat tsunami.
Faktor lain menyebabkan tsunami ini tidak terdeteksi hingga terlambat, meskipun peringatan tsunami telah dikeluarkan oleh Pusat Peringatan Dini Tsunami Pasifik dan Badan Meteorologi Jepang, namun tidak ada informasi yang disampaikan kepada masyarakat di sekitar pantai.
Ketinggian gelombang tsunami mencapai 5–7 meter (16–23 kaki) dan mengakibatkan korban jiwa lebih dari 600 orang. Namun tsunami tertinggi berada di pulau Nusa Kambangan dengan ketinggian 10–21 m (33–69 kaki), tepat di sebelah timur Pantai Pangandaran, di mana kerusakan dan korban jiwa sangat banyak.
Guncangan gempa bumi
Guncangan gempa bumi ini dilaporkan USGS dapat dirasakan masyarakat di sebagian besar pulau Jawa. Guncangan gempa bumi terkuat berada di pesisir Jawa Barat dan Jawa Tengah seperti Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Cianjur selatan dan Kabupaten Cilacap berupa guncangan IV-V MMI. Kemudian III-IV MMI di Kota Bandung, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Kebumen, Banten, Jakarta, Yogyakarta dan II-III MMI di Jawa Timur. Di Jakarta, guncangan berlangsung selama lebih dari satu menit dan membuat gedung-gedung tinggi bergoyang-goyang.[4]
Dengan memperhatikan lokasi episentrum dan kedalaman hiposentrum gempa bumi, tampak bahwa gempa bumi terjadi di zona subduksi dipicu pergerakan vertikal (dip-slip) kerak bumi pada dua lempeng benua Indo-Australia dan Eurasia pada kedalaman kurang dari 30 km.
Tsunami
Gempa bumi ini memicu Tsunami yang menghantam desa-desa di pesisir selatan Jawa Barat di Cipatujah, Tasikmalaya dan Pangandaran, Ciamis, Jawa Tengah meliputi Kabupaten Cilacap, Kabupaten Kebumen, dan Kabupaten Purworejo serta Kabupaten Bantul di Daerah Istimewa Yogyakarta.[5] BMKG telah menyatakan adanya kemungkinan tsunami lokal yang dapat memengaruhi pesisir yang terletak tidak lebih daripada 100 kilometer dari pusat gempa, menandakan ketidakmungkinan tsunami skala besar, seperti yang terjadi pada 26 Desember 2004.[6]
Ketinggian tsunami berdasarkan lokasi | ||
Lokasi | Koordinat | Ketinggian |
---|---|---|
Widara Payung | 7°41′53″S 109°15′51″E / 7.69806°S 109.26417°E / -7.69806; 109.26417 | 7,39 m (24,2 ft) |
Bulak Laut | 7°41′01″S 108°36′43″E / 7.68361°S 108.61194°E / -7.68361; 108.61194 | 7,38 m (24,2 ft) |
Pameungpeuk | 7°40′5″S 107°41′26″E / 7.66806°S 107.69056°E / -7.66806; 107.69056 | 5,98 m (19,6 ft) |
Batu Hiu | 7°41′31″S 108°32′09″E / 7.69194°S 108.53583°E / -7.69194; 108.53583 | 5,44 m (17,8 ft) |
Pangandaran | 7°41′37″S 108°39′06″E / 7.69361°S 108.65167°E / -7.69361; 108.65167 | 4,27 m (14,0 ft) |
Sindongkarta | 7°45′52″S 108°3′35″E / 7.76444°S 108.05972°E / -7.76444; 108.05972 | 3,95 m (13,0 ft) |
Kato et al. 2007, hlm. 1,057 |
Meski begitu, India masih mengeluarkan peringatan tsunami untuk Kepulauan Andaman, yang terletak di Teluk Benggala.[7] Kepulauan ini menderita kerusakan parah akibat tsunami 26 Desember 2004. Peringatan juga dikeluarkan pemerintah Australia untuk kawasan Australia Barat[8] dan Pulau Natal. Sebuah tsunami 60 cm tercatat di alat pengukuran pasang surut Bureau of Meteorology di pulau itu. Namun menurut laporan tak ada kerusakan akibat tsunami.[9]
Menurut warga, tsunami datang sekitar 15-20 menit setelah gempa bumi terjadi. Sebelum tsunami datang, warga melihat air laut surut hingga 2-3 kali.[10] Hal ini mengagetkan masyarakat pesisir karena mereka umumnya tidak merasakan guncangan gempa yang kuat. Seorang warga Pangalengan mengatakan bahwa gelombang datang ke arah pesisir dengan kecepatan 40 kilometer per jam.[11] Ia juga berkata bahwa tsunami itu berketinggian setidaknya 5 meter. Warga lain mengatakan puluhan nelayan basah kuyup karena gelombang besar itu. Sementara itu warga Kebumen mendengar suara dentuman sebelum tsunami terjadi.[12] Hasil penelitian mengungkap tinggi tsunami lebih dari 4,8 meter dengan jarak luncur ke daratan sekitar 500 meter.
Dampak dan korban
Gempa dan tsunami ini merenggut 668 korban jiwa, 65 hilang (diasumsikan meninggal dunia) dan 9.299 lainnya luka-luka.[13] Sementara menurut BMKG korban tewas mencapai 665 orang, 9.275 luka-luka dan 65 hilang[14] tersebar di 9 kabupaten, 3 provinsi. Sebagian besar korban tewas dan kerusakan merupakan akibat terjangan gelombang tsunami. Korban terbanyak berada di Ciamis-Pangandaran yakni 415 orang. Disusul sebanyak 157 orang di Cilacap, 62 orang di Tasikmalaya, 15 orang di Kota Banjar, 10 orang di Kebumen, 3 orang di Gunung Kidul dan Bantul serta 1 orang di Garut dan Banyumas. Korban hilang terbanyak di Kebumen yakni 33 orang. Dilaporkan tempat liburan pantai di Pangandaran mengalami rusak parah.[15] Ribuan rumah dan perahu nelayan hancur.
Lihat pula
- Gempa bumi Yogyakarta 2006
- Gempa bumi dan tsunami Jawa Timur 1994
- Gempa bumi Jawa 1867
- Daftar gempa bumi di Indonesia
Pranala luar
- Analisis Bencana Tsunami Ciamis - Cilacap 2006 Diarsipkan 2021-11-11 di Wayback Machine.
- Studi mekanisme gempa bumi dan tsunami pangandaran secara geodetik Diarsipkan 2018-10-16 di Wayback Machine.
Referensi
- ^ "M 7.7 - 226 km SSW of Singaparna, Indonesia". United States Geological Survey.
- ^ Wahono, Tri (ed.). "10 Tahun Tsunami Pangandaran, Tsunami Dahsyat Tanpa Isyarat Gempa". Kompas.com. Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-12-06. Diakses tanggal 2018-10-16.
- ^ "Pangandaran Diterjang Gempa dan Tsunami". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-24. Diakses tanggal 2018-10-16.
- ^ "Tsunami telan 300 orang". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-25. Diakses tanggal 2018-10-16.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-07-20. Diakses tanggal 2006-07-18.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-07-18. Diakses tanggal 2006-07-18.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-07-19. Diakses tanggal 2006-07-17.
- ^ http://www.news.com.au/story/0,10117,19824243-2,00.html[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-07-20. Diakses tanggal 2006-07-17.
- ^ "Ombak Menggulung Hingga 30 M". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-04-04. Diakses tanggal 2018-10-16.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-10-16. Diakses tanggal 2006-07-18.
- ^ "Warga Kebumen Dengar Dentuman Sebelum Tsunami". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-10. Diakses tanggal 2018-10-16.
- ^ Data WHO, 2007
- ^ "Rekapitulasi Gempa Bumi di Indonesia Dirasakan Jakarta Tahun 1821-2014, No. 12". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-10-17. Diakses tanggal 2018-10-16.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-06-23. Diakses tanggal 2006-07-17.
- l
- b
- s
- Laut Banda 1629
- Ambon 1674
- Jawa 1699
- Sumatra 1797
- Bali 1815
- Sumatra 1833
- Bogor 1834
- Nias 1843
- Laut Banda 1852
- Sumatra 1861
- Jawa 1867
- Pulau Seram 1899
- Sumatra 1907
- Kerinci 1909
- Sulawesi-Mindanao 1913
- Bali 1917
- Padang Panjang 1926
- Sumatra Barat Daya 1931
- Sumatra 1933
- Sumatra 1935
- Laut Banda 1938
- Alahan Panjang 1943
- Jawa Tengah 1943
- Laut Seram 1965
- Sulteng 1968
- Sulawesi 1969
- Irian Jaya 1976
- Bali 1976
- Sumba 1977
- Yapen 1979
- Bali 1979
- Irian Jaya 1981
- Flores 1982
- Sumut 1984
- Irian Jaya 1989
- Kalabahi 1991
- Flores 1992
- Liwa 1994
- Jatim 1994
- Timor 1995
- Kerinci 1995
- Sulteng 1996
- Biak 1996
- Maluku Utara 1998
- Selat Sunda 1999
- Banggai 2000
- Enggano 2000
- Sumatra 2002
- Alor 2004
- Nabire 2004
- Sumatra 2004
- Laut Banda 2005
- Nias–Simeulue 2005
- Yogya 2006
- Jabar 2006
- Palu 2006
- Sumbar 2007
- Sumatra 2007
- Jawa 2007
- Bengkulu 2007
- Sulawesi 2008
- Simeulue 2008
- Papua Barat 2009
- Kepulauan Talaud 2009
- Tasikmalaya 2009
- Sumbar 2009
- Laut Banda 2009
- Paser 2009
- Sumsel 2010
- Sumut 2010
- Papua 2010
- Mentawai 2010
- Aceh 2010
- Singkil 2011
- Cilacap 2011
- Sumut 2011
- Bali 2011
- Sumatra 2012
- Sulteng 2012
- Aceh Januari 2013
- Lombok 2013
- Aceh 2013
- Halmahera 2014
- Kebumen 2014
- Papua 2015
- Sorong 2015
- Mentawai 2016
- Pidie Jaya 2016
- Jawa 2017
- Lebak 2018
- Lombok Juli 2018
- Lombok Agustus 2018
- Sulawesi 2018
- Laut Banda 2019
- Banten 2019