Penerjemahan budaya

Penerjemahan budaya adalah proses mentransfer makna dari suatu budaya ke budaya lain melalui terjemahan bahasa. penerjemahan budaya memiliki peran yang sangat penting dalam menghubungkan berbagai komunitas bahasa di seluruh dunia dan memungkinkan pertukaran informasi lintas budaya. Penerjemahan tidak hanya tentang menggantikan kata-kata dalam satu bahasa dengan kata-kata dalam bahasa lain, tetapi juga melibatkan pemahaman konteks, budaya, dan maksud dari teks asli, serta menyampaikan pesan tersebut dalam bahasa sasaran dengan cara yang sesuai dan akurat.

Penerjemahan tidak lepas dari bahasa dan budaya karena mengandung aktivitas linguistik dan kandungan budaya tertentu. Bahasa dan budaya tidak terpisahkan karena memengaruhi proses berpikir dan menciptakan sistem nilai di dalamnya. Pada era globalisasi penerjemahan makin memengaruhi kehidupan setiap orang, termasuk profesi penerjemah dan kehidupan penerjemah. Penerjemahan membantu pengenalan berbagi gagasan, pemikiran dan budaya dari satu bahasa ke bahasa lain. Dengan perkembangan teknologi dan kemunculan berbagai cara dan konsep baru, penerjemah harus mengintegrasikan hal-hal tersebut dalam praktik sehari-hari mereka. Pada tingkat budaya, penerjemahan dapat menjembatani kesenjangan antara masyarakat dan bangsa.[1]

Penerjemahan budaya juga melibatkan pemahaman tentang budaya kedua bahasa, pengetahuan domain tertentu, dan pengetahuan ensiklopedik. Memahami aspek budaya dari bahasa sangat penting bagi seorang penerjemah, karena teks diproduksi dalam konteks sosio-kultural tertentu. Dalam bisnis global, penerjemahan adalah alat penting untuk memperluas jangkauan dan memahami pasar yang beragam secara bahasa. Profesional penerjemah dengan pemahaman yang kuat tentang budaya, keahlian dalam bahasa asing, dan kemampuan untuk menghasilkan teks yang jelas dan akurat tetap sangat dibutuhkan.

Sejarah

Sejarah penerjemahan dunia sudah ada sejak lama, bahkan sebelum Masehi, ketika manusia mengalami kontak budaya dan membutuhkan penerjemahan bahasa untuk mencari informasi dari kelompok manusia lain. Newmark (1981: 3) dalam bukunya “Approaches To Translation” menceritakan bahwa sejarah penerjemahan mulai muncul pada tahun 3000 masehi, yaitu pada masa Kerajaan Mesir kuno, di Pulau Gajah di kawasan Katarak, Pertama tempat ditemukannya tulisan-tulisan dalam kedua bahasa tersebut. Selain itu, penerjemahan menjadi faktor penting di dunia Barat pada tahun 300 masehi ketika bangsa Romawi mengambil alih banyak elemen budaya Yunani, termasuk semua artefak keagamaan. Pada abad kedua belas, dunia Barat bersentuhan dengan Islam di Spanyol Moor. Dua budaya yang sangat berbeda bertemu, namun pada bagian barat terbuka terhadap ide-ide baru. Situasi ini mendorong penerjemahan berskala besar.

Pesatnya perkembangan dunia penerjemahan, terjadi ketika dunia memasuki era globalisasi pada abad ke-20. Teknologi transportasi dan komunikasi telah memungkinkan peningkatan pesat dalam mobilitas manusia antar budaya. Kedua, perlunya mengembangkan literasi dan informasi dalam berbagai bahasa. Seiring berkembangnya dunia teknologi, alat penerjemahan mulai bermunculan dan terus berkembang hingga saat ini. Perkembangan ini diawali dengan digitalisasi kamus dan referensi bahasa. Kemudian berkembang menjadi aplikasi komputer untuk penerjemahan (computer-assisted penerjemah). Saat ini, aplikasi penerjemahan berbasis komputer dikembangkan tidak hanya untuk materi sumber dalam bentuk teks, namun juga dalam bentuk suara.

Pada abad ke-21, tingkat pergerakan orang lintas batas negara dan budayanya jauh lebih tinggi lebih dari sebelumnya. Ini adalah hasil dari globalisasi yang terus berlanjut. Secara umum, globalisasi dapat dipandang sebagai proses yang komprehensif atau global Menurut tradisi Amerika, setiap orang tidak terikat oleh batas wilayah atau negara, yang berarti setiap orang dapat terhubung dan bertukar informasi kapan saja dan di mana saja. Dalam kamus globalisasi berarti menjadikan segala sesuatu mendunia atau menduniai. Itu berarti mengubah sesuatu, tidak apapun itu, bersumber secara lokal atau regional menjadi global, internasional atau Global. Globalisasi mungkin juga melibatkan manusia menjadi komunitas global. Tidak ada yang terbatas Jenis pertukaran antar negara atau negara bagian. Oleh karena itu, apa yang terjadi di suatu negara dimensi sosial, ekonomi dan politik akan mempengaruhi negara lain. sistem politik dan strategi ekonomi masyarakat menjadi diintegrasikan ke dalam suatu sistem, sering kali satu sama lain mempengaruhi yang memandang globalisasi sebagai internasionalisasi.

Globalisasi telah berdampak pada bahasa Jaringan luar biasa di bidang terjemahannya, karena globalisasi tidak dapat dipisahkan, Bahkan aktivitas pun diperlukan menerjemahkan. Di era globalisasi ini, ada kebutuhan layanan lebih banyak terjemahan diperlukan oleh agensi pendidikan dan bahkan perusahaan swasta secara pribadi dibandingkan dengan sebelumnya. Urusan hal ini didorong oleh kebutuhan teknis, membantu mengurangi biaya menyebarkan atau bertukar informasi. Masalah hal ini pada gilirannya mengarah pada dua hal: Pertama, penyebaran bahasa Inggris sebagai bahasa dunia, yang kedua adalah Permintaan global untuk layanan terjemahan. Manfaat utama fenomena globalisasi itu mudah di akses melalui dokumen elektronik (Zanettin, 2002) dan ketersediaannya dalam skala besar. Kecepatan akses masa lalu untuk dokumen elektronik dan cetak tidak seperti sekarang. Saat ini, kata-kata barang elektronik mudah didapat, namun dalam proses penerjemahan hal ini juga tercermin dalam proses pengajaran dan pembelajaran terjemahan. Dengan menggunakan korpora paralel menerjemahkan, dalam proses penerjemahan dan tentang mengajar penerjemahan Ini menjadi lebih mudah.

Fungsi bahasa

Yule (2006:9) menyebutkan bahwa pada dasarnya bahasa (manusia) digunakan untuk menyampaikan atau mengkomunikasikan sesuatu (intentionally communicating something). “Sesuatu” yang dikomunikasikan bahasa ini adalah segala hal yang ada dalam dunia pemilik bahasa, atau budaya masyarakat. Dengan demikian, bahasa tidak dapat dilepaskan dari budaya masyarakat, bahkan sebagian linguis meyakini bahwa (struktur) bahasa akan mempengaruhi bagaimana orang (speaker) memahami dunia sekitarnya (Fromkin et.al., 2011:29-30). Dalam konteks penerjemahan bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia, penerjemah harus menyadari, salah satunya,bahwa berdasarkan pengelompokan Gorys Keraf (1984:24), bahasa Inggris tergolong bahasa Fleksi dan bahasa Indonesia termasuk bahasa Aglutinasi. Oleh sebab itu, bahasa Indonesia memiliki sistemnya sendiri yang berbeda dari bahasa Inggris, yang sudah barang tentu berimplikasi pada proses penerjemahan teks bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia. Perbedaan ini kemungkinan terdapat pada tataran morfologis (kata dan pembentukannya), sintaksis (hubungan kata-kata dalam kalimat), atau semantik (makna).[2]

Antropologi budaya

Penerjemahan budaya dipelajari melalui antropologi budaya. Antropologi berperan penting dalam penerjemahan budaya karena membantu penerjemah memahami dan mengungkapkan makna budaya yang terkandung dalam teks aslinya. Antropologi memandu penerjemah dalam memahami konteks sosial, budaya, dan sejarah di mana sebuah teks berasal sehingga mereka dapat menuliskan makna budaya dengan lebih akurat. Dalam kajian penerjemahan budaya, antropologi digunakan untuk memahami budaya sebagai suatu sistem yang terdiri dari berbagai aspek seperti nilai, norma, kebiasaan, dan simbol yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Penerjemah yang memahami budaya ini dapat mengungkapkan makna budaya yang sesuai dalam bahasa sasaran, sehingga hasil terjemahannya dapat diterima dengan baik oleh pembaca dari budaya yang berbeda.

Dalam antropologi budaya, terdapat juga cabang ilmu yang disebut antropologi linguistik. Antropologi linguistik melihat bahasa sebagai sumber sekaligus produk interaksi sosial, dan berupaya menyingkap ihwal simbolis dalam tatanan sosial yang tersimpan di balik penggunaan bahasa.[3] Oleh karena itu, penerjemahan budaya dipelajari melalui antropologi budaya dan antropologi linguistik, yang memberikan pemahaman tentang bahasa, budaya, dan interaksi sosial dalam konteks penerjemahan.

Penerjemahan budaya dalam konteks budaya dan peradaban

Penerjemahan budaya merupakan aspek yang penting dalam memahami budaya dan peradaban. Budaya mengacu pada pengetahuan dan ciri-ciri sekelompok orang tertentu yang tinggal di suatu wilayah, sedangkan peradaban adalah proses mengembangkan keadaan masyarakat sejauh budaya, industri, teknologi, pemerintah, dan lain-lain mencapai tingkat maksimum.[4] Dalam konteks penerjemahan budaya, antropologi budaya dan antropologi linguistik memegang peranan penting. Antropologi budaya mempelajari semua aspek kehidupan manusia, termasuk bahasa, adat istiadat, nilai-nilai, dan praktik sosial. Antropologi linguistik menganggap bahasa sebagai sumber dan produk interaksi sosial dan mempelajari simbol-simbol dalam tatanan sosial yang berkaitan dengan penggunaan bahasa. Antropolog dan penerjemah harus mempelajari bahasa baru dan mengembangkan teknik untuk memahami dan menerjemahkan budaya secara akurat. Mereka juga harus mempertimbangkan perbedaan budaya selama proses penerjemahan, karena perbedaan budaya antara teks sumber dan bahasa sasaran dapat menyebabkan beberapa masalah saat menerjemahkan data.

Penerjemahan budaya membutuhkan pemahaman tentang konteks budaya asli dan pemilihan kata-kata yang tepat untuk mentransfer data. Untuk menghasilkan terjemahan yang tepat dan sesuai, penerjemah harus melakukan penelitian dan meningkatkan pengetahuan dan kepekaan budaya mereka. Oleh karena itu, antropologi budaya dan antropologi linguistik digunakan untuk mempelajari penerjemahan budaya. Kedua bidang ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang kebudayaan, interaksi sosial, dan bahasa dalam konteks penerjemahan.

Referensi

  1. ^ Siregar, Roswani; Safriandi, Ferry; Ramadhan, Andri; Kalsum, Eka Umi; Siregar, Masdania Zurairah (2022-02-21). "Penerjemahan sebagai jembatan antar budaya". Jurnal Derma Pengabdian Dosen Perguruan Tinggi (Jurnal DEPUTI). 2 (1): 42–46. doi:10.54123/deputi.v2i1.109. ISSN 2807-3754. 
  2. ^ Fudiyartanto, Fuad Arif (2012-12-31). "PENERJEMAHAN BUTIR BUDAYA DARI BAHASA INGGRIS KE BAHASA INDONESIA". Adabiyyāt: Jurnal Bahasa dan Sastra. 11 (2): 317. doi:10.14421/ajbs.2012.11207. ISSN 2549-2047. 
  3. ^ Yudhistira (2023-11-10). "Mengenal Antropologi Linguistik". Narabahasa. Diakses tanggal 2024-07-11. 
  4. ^ "Kebudayaan dan Peradaban: Pengertian, Perbedaan, dan Contohnya". 2023-06-15. Diakses tanggal 2024-07-11.